tag:blogger.com,1999:blog-29087656428713966602024-02-19T08:25:21.028-08:00sistem sistem kendaraanDzuelkiefly riwariiwiihttp://www.blogger.com/profile/06274230262025821993noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-2908765642871396660.post-15823777691071623002012-10-05T20:06:00.001-07:002012-10-05T20:06:18.264-07:00sstem pembakaran diesel<h2>
SISTEM PEMBAKARAN PADA MESIN MOTOR DISEL</h2>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pembakaran</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pembakaran adalah
reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar,
disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor. Pembakaran spontan
adalah pembakaran dimana bahan mengalami oksidasi perlahanlahan sehingga
kalor yang dihasilkan tidak dilepaskan, akan tetapi dipakai untuk
menaikkan suhu bahan secara pelan-pelan sampai mencapai suhu nyala.
Pembakaran sempurna adalah pembakaran dimana semua konstituen yang dapat
terbakar di dalam bahan bakar membentuk gas CO2, air (= H2O), dan gas
SO2, sehingga tak ada lagi bahan yang dapat terbakar tersisa.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Sistem pembakaran mesin diesel</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
a) Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A -B)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pada periode ini
disebut fase persiapan pembakaran, karenapartikel-partikel bahan baker
yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah
terbakar.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
b) Periode 2: Perambatan api (B-C)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pada periode 2 ini
campuran bahan bakar dan udara tersebut akan terbakar di beberapa
tempat. Nyala api akan merambat dengan kecepatan tinggi sehingga
seolah-olah campuran terbakar sekaligus, sehingga menyebabkan tekanan
dalam silinder naik. Periode ini sering disebut periode ini sering
disebut pembakaran letup.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
c) Periode 3: Pembakaran langsung (C-D)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Akibat nyala api dalam
silinder, maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar.
Pembakaran langsung ini dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran
dikontrol.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
d) Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Injeksi berakhir di
titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi
telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran
lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi menyebabkan
efisiensi</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
panas turun.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 10pt;">Gambar 1. </span></b><span style="font-size: 10pt;">Proses pembakaran motor diesel</span></div>
Teoritis pembakaran sempurna didapat dengan perbandingan udara/BB
(Air to fuel ratio) adalah 14,7 dan sering disebut sebagai Stoichiometry
dan sering disebut juga sebagai perbandingan Lambda=1.<br />
Air to Fuel Ratio (sering disingkat AFR) &gt; 14,7 disebut sebagai
Lean Combustion sedangkan sebaliknya disebut sebagai Rich combustion.<br />
Perhatikan Diagram dibawah ini,<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pada pembakaran ideal
sudah disebutkan diatas akan menghasilkan H2O, CO2 serta N2, Namun
secara praktis pembakaran pada mesin tidaklah sempurna walau pada mesin
dengan technologi tinggi sekalipun.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Elemen penting</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<ol style="margin-top: 0;" type="1">
<li class="MsoNormal"><b>Bahan Bakar </b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bahan bakar fosil
dan bahan bakar organik lainnya umumnya tersusun dari unsur-unsur C
(karbon), H (hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (belerang), P
(fosfor) dan unsur-unsur lainnya dalam jumlah kecil, namun unsur-unsur
kimia yang penting adalah C, H dan S, yaitu unsur-unsur yang jika
terbakar menghasilkan kalor, dan disebut sebagai “bahan yang dapat
terbakar” atau “combustible matter”, disingkat dengan BDT. Unsur-unsur
lain yang terkandung dalam bahan bakar namun tidak dapat terbakar adalah
O, N, bahan mineral atau abu dan air. Komponen-komponen ini disebut
sebagai “bahan yang tidak dapat terbakar” atau “non-combustible matter”,
disingkat dengan non-BDT.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Secara singkat komposisi bahan bakar padat dinyatakan menurut:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
a. Analisis pendekatan (proximate analysis), yaitu kandungannya akan BDT, air, abu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
BDT terdiri dari:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Bahan yang bila terbakar membentuk gas atau uap, yaitu gas CO2, CO, SO2, uap air. Bahan ini disingkat dengan BTG.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Bahan
yang jika terbakar tidak membentuk gas, dan pembakaran lebih lanjut
terhadap bahan ini menghasilkan kokas. Bahan ini disebut “karbon tetap”
atau “fixed carbon” disingkat KT.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
Setelah proses pembakaran:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>BTG: terbakar menghasilkan gas-gas CO2, CO, SO2, dan uap air yang keluar sebagai gas asap atau gas buang.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Non-BDT:
unsur O dan N membentuk gas-gas oksigen (O2) dan nitrogen (N2), dan
keluar sebagai gas asap. Komponen abu tetap tinggal di ruang pembakaran,
ditampung oleh penampung (“ash pit”), dan keluar sebagai sisa
pembakaran (“refuse”) disingakt SB.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>KT: terbakar membentuk kokas. Kokas mempunyai kandungan karbon mendekati 100%.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
b. Analisis tuntas
(ultimate analysis), yaitu komposisi bahan sampai unsurunsurnya, seperti
kandungan C, H, O, N, S, abu dan air. Air yang terkandung dalam bahan
bakar mencakup:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- air yang menempel secara mekanis,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- air senyawa, yaitu air yang dapat terbentuk jika unsur O dan H dalam bahan-bakar mempunyai perbandingan stoikiometeris.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bahan bakar cair
terdiri dari seyawa hidrokarbon atau campuran beberapa macam senyawa
hidrokarbon. Pada minyak bumi, kandungan hidrokarbon terdiri dari C5
sampai C16, meliputi seri parafin, napftena, olefin dan aromatik.
Hidrokarbonhidrokarbon tersebut kadang-kadang merupakan senyawa ikatan
dengan belerang, oksigen dan nitrogen, yang jumlahnya beragam.
Bahan-bahan gas terdiri dari campuran senyawa-senyawa C dan H yang mudah
terbakar (CH4, C2H6, C2H4, C2H2, CO, H2 dan lain-lain), serta gas -gas
yang tidak terbakar (N2, CO2, SO2). Senyawa C dan H tersebut tidak
selalu senyawa hidrokarbon (CO, H2).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<ol style="margin-top: 0;" type="1">
<li class="MsoNormal"><b>Bentuk ruang bakar mesin diesel</b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ruang bakar pada motor
diesel lebih rumit disbanding ruang bakar motor bensin. Bentuk ruang
bakar pada motor diesel sangat menentukan kemampuan mesin, sebab ruang
bakar tersebut direncanakan dengan tujuan agar campuran bahan udara dan
bahan bakar menjadi homogen dan mudah terbakar sekaligus.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ruang bakar motor diesel digolongkan menjadi 2 tipe,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
a) Tipe ruang bakar langsung (direct combustion chamber)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
b) Tipe ruang bakar tambahan (auxiliary combustion chamber)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tipe ruang bakar tambahan terdapat dalm 3 macam, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1). Ruang bakar kamar muka (precombustion chamber)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2). Ruang bakar pusar (swirl chamber)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3). Ruang bakar air cell (Air cell combustion chamber)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Ruang bakar langsung dapat dilihat pada gambar 2.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
b) Ruang bakar tambahan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1) Ruang bakar muka.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam ruang bakar ini
bahan bakar solar disemprotkan ke dalam ruang bakar muka oleh nozzle
injeksi. Sebagian bahan bakar yang tidak terbakar di ruang bakar muka
didorong melalui saluran kecil antara ruang bakar muka dan ruang bakar
utama. Percampuran yang baik dan terbakar seluruhnya berada pada ruang
bakar utama. Lihat gb. 3.</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2) Ruang bakar pusar.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ruang bakar model pusar
ini berbentuk bundar. Ketika torak memampatkan udara, sebagian udara
akan masuk ke dalam ruang bakar pusar dan membuat aliran turbulensi.
Bahan bakar diinjeksikan ke dalam udara turbulensi dan terbakar di dalam
ruang bakar pusar, tetapi sebagian bahan bakar yang belum terbakar
masuk ke ruang bakar utama melalui saluran tersebut. Selanjutnya capuran
tersebut akan terbakar di tuang bakar utama. Lihat gambar 4.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3) Ruang bakar Air Cell</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pada ruang bakar air
cell ini bahan bakar disemprotkan langsung ke dalam air cell dan
terbakar langsung di ruang bakar utama. Sebagian bahan bakar yang yang
disemprotkan ke air cell dan terbakar, mengakibatkan tekanan dalam air
cell bertambah. Bila torak bergerak ke TMB, udara dalam air cell keluar
ke ruang bakar utama membantu menyempurnakan pembakaran. Pada ruangbakar
ini tidak memerlukan pemanas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>4) Penyaluran bahan bakar pada mesin diesel</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Berdasarkan uraian
tentang prinsip kerja mesin diesel yang membakar bahan bakar berdasarkan
suhu kompresi secara bertahap, maka penyaluran bahan bakar pada mesin</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
diesel harus memenuhi syarat:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(a) Mesin diesel harus
mempunyai perbandingan kompresi yang tinggi agar mempunyai suhu dan
tekanan kompresi yang tinggi sehingga mampu membakar bahan baker yang
diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Bahan baker mesin diesel mempunyai
sifat titik nyalanya tinggi sehingga harus dibuat menjadi partikel atau
butiran yang lebih kecil.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(b) Agar bahan bakar
yang diinjeksikan ke dalam silinder mesin diesel dapat mudah terbakar
maka diperlukan ruang bakar yang dapat memungkinkan bahan bakar dan
udara dapat bercampur secara homogen dalam bentuk partikel yang lebih
kecil-kecil dari sebelumnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(c) Di samping mesin
diesel harus memiliki ruang bakar yang memungkinkan atomisasi bahan
bakar, maka bahan baker yang disalurkan ke dalam ruang bakar harus
dengan injeksi. Dengan injeksi maka bahan bakar akan berbentuk
partikel-partikel atau butiran-butiran yang kecil. Oleh karena itu dalam
mesin diesel diperlukan peralatan untuk 17 injeksi yaitu pompa injeksi
dan injector (pengabut). Pompa injeksi berfungsi menekan bahan bakar
dari tangki ke injector, sedangkan injector berfungsi menyemprotkan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
bahan bakar tepat waktu ketika diperlukan pada akhir langkah kompresi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(d) Berdasarkan 3 hal
di atas maka pada mesin diesel diperlukan suatu sistem bahan bakar yang
dapat memenuhi syarat agar terjadi pembakaran yang baik. Sistem bahan
bakar yang baik harus terdiri dari komponen-komponen yang baik pula.</div>
Dzuelkiefly riwariiwiihttp://www.blogger.com/profile/06274230262025821993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2908765642871396660.post-19379646604773084852012-10-05T20:05:00.002-07:002012-10-05T20:05:23.977-07:00sistem bahan bakar diesel<span style="font-size: x-large;"><b>KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL DAN FUNGSINYA</b></span><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0ipzBweDyNCX3bLRu5udK3JH-lVdfQ_lOs0ksqWdsiCLrGa1NK02t0Y1sWCkwy0KYT_Oo7Im3E4NIFARpD4CwAfagVkmkz0soxb5KOzh6xAfeciSMKJkmGRtV4WP9gNFMHU0ucA8aIcU/s1600/images.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="369" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0ipzBweDyNCX3bLRu5udK3JH-lVdfQ_lOs0ksqWdsiCLrGa1NK02t0Y1sWCkwy0KYT_Oo7Im3E4NIFARpD4CwAfagVkmkz0soxb5KOzh6xAfeciSMKJkmGRtV4WP9gNFMHU0ucA8aIcU/s640/images.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
1. Tangki Bahan Bakar (fuel tank)<br />
<br />
Tangki bahan bakar (fuel tank) berfungsi untuk menyimpan bahan bakar,
terbuat dari plat baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti karat.
Dalam tangki bahan bakar terdapat fuel sender gauge yang berfungsi untuk
menunjukkan jumlah bahan bakar yang ada dalam tangki dan juga separator
yang berfungsi sebagai damper bila kendaraan berjalan atau berhenti
secara tiba-tiba atau bila berjalan di jalan yang tidak rata. Fuel inlet
ditempatkan 2 – 3 mm dari bagian dasar tangki, ini dimaksudkan untuk
mencegah ikut terhisapnya kotoran dan air.<br />
<br />
<br />
<br />
2. Saringan Bahan Bakar dan Water Sedimenter<br />
<br />
Untuk Pompa Injeksi Tipe Distributor<br />
<br />
Saringan bahan bakar untuk pompa injeksi tipe distributor kebanyakan
digabung dengan priming pump dan water sedimenter. Saringan bahan bakar
berfungsi untuk menyaring debu dan kotoran dari bahan bakar. Priming
pump berfungsi untuk mengeluarkan udara palsu dari sistem bahan bakar
(bleeding), sedangkan water sedimenter berfungsi untuk memisahkan air
dari bahan bakar dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis. Bila tinggi
air dan pelampung naik melebihi batas tertentu maka magnet yang ada pada
pelampung akan menutup reed switch dan menyalakan lampu indikator pada
meter kombinasi untuk memperingatkan pengemudi bahwa air telah terkumpul
pada water sedimenter. Water sedimenter mempunyai keran di bawahnya,
air dapat dikeluarkan dengan membuka keran dan menggerakkan priming
pump.<br />
<br />
Untuk Pompa Injeksi Tipe in-Line<br />
<br />
Pompa injeksi tipe in-line menggunakan filter dengan elemen terbuat
dari kertas. Pada bagian atas filter bodi terdapat sumbat ventilasi
udara yang digunakan untuk mengeluarkan udara (bleeding). Priming pump
pada pompa injeksi tipe in-line merupakan satu unit bersama feed pump
dan dipasangkan pada bodi pompa injeksi.<br />
<br />
<br />
<br />
3. Pompa Priming (Priming Pump)<br />
<br />
Pompa priming berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki pada
saat mengeluarkan udara palsu dari sistem bahan bakar (bleeding).<br />
<br />
Cara kerjanya sebagai berikut:<br />
<br />
Saat pump handle diteken<br />
<br />
Diafragma bergerak ke bawah menyebabkan outlet check valve terbuka dan
bahan bakar mengalir ke fuel filter. Pada saat yang sama inlet check
valve tertutupmencegah bahan bakar mengalir kembali.<br />
<br />
Saat pump handle dilepas<br />
<br />
Tegangan pegas mengembalikan diafragma ke posisi semula dan menimbulkan
kevakuman, inlet valve terbuka dan bahan bakar masuk ke ruang pompa.
Pada saat ini outlet valve tertutup.<br />
<br />
<br />
<br />
4. Feed Pump (Untuk Pompa Injeksi Tipe In-line)<br />
<br />
Feed pump berfungi untuk menghisap bahan bakar dari tangki dan
menekannya ke pompa injeksi. Feed pump adalah single acting pump yang
dipasangkan pada sisi pompa injeksi dan digerakkan oleh camshaft pompa
injeksi.<br />
<br />
Cara kerjanya sebagai berikut:<br />
<br />
Saat Penghisapan<br />
<br />
Saat camshaft (1) tidak mendorong tapet roller (2), piston (4)
mendorong pushrod (3) kebawah karena adanya tegangan piston spring (6).
Pada saat itu volume pressure chamber (7) membesar dan membuka inlet
valve (5) untuk menghisap bahan bakar.<br />
<br />
Saat Pengeluaran<br />
<br />
Camshaft terus berputar dan mendorong piston melalui tappet roller dan
push rod. Piston menekan bahan bakar di dalam pressure chamber, membuka
outlet valve dan bahan bakar dikeluarkan dengan tekanan.<br />
<br />
Saat Tekanan Tertinggi<br />
<br />
Sebagian bahan bakar yang dikeluarkan memasuki pressure chamber (9)
yang terletak di bawah piston. Bila tekanan bahan bakar di bawah piston
naik mencapai 1,8 – 2,2 kg/cm2 maka tegangan piston spring tidak cukup
kuat untuk menurunkan piston. Akibatnya, piston tidak dapat lagi
bergerak bolak-balik dan pompa berhenti bekerja.<br />
<br />
<br />
<br />
5. Pompa Injeksi (Injection Pump)<br />
<br />
Pompa Injeksi Tipe Distributor<br />
<br />
Bahan bakar dibersihkan oleh filter dan water sedimenter dan ditekan
oleh feed pump tipe vane yang mempunyai 4 vane. Pump plunger bergerak
lurus bolak-balik sambil berputar karena bergeraknya drive shaft, cam
plate, plunger spring dan lain-lain. Gerakan plunger menyebabkan naiknya
tekanan bahan bakar dan menekan bahan bakar melalui delivery valve ke
injektion nozzle.<br />
Mechanical gavernor berfungsi untuk
mengatur banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan oleh nozzle dengan
menggerakkan spill ring sehingga mengubah saat akhir langkah efektif
plunger.<br />
Pressure timer berfungsi untuk memajukan saat penginjeksian bahan bakar dengan cara mengubah posisi tappet roller.<br />
Fuel cut-off solenoid untuk menutup saluran bahan bakar dalam pompa.<br />
<br />
Pompa Injeksi Tipe in-Line<br />
<br />
Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki dan menekan bahan bakar
yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi. Pompa injeksi tipe
in-line mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya sama dengan jumlah
silinder pada mesin. Cam menggerakkan plunger sesuai dengan firing order
mesin. Gerak lurus bolak-balik dari plunger ini menekan bahan bakar dan
mengalirkannya ke injection nozzle melalui delivery valve. Delivery
valve berfungsi untuk menjaga tekanan pada pipa injeksi dan menghentikan
injeksi dengan cepat. Plunger dilumasi oleh bahan bakar dan camshaft
oleh oli mesin. Gavernor mengatur banyaknya bahan bakar yang
disemprotkan oleh injection nozzle dengan menggeser control rack.
Gavernor terdiri atas dua tipe yaitu: mechanical gavernor dan combined
gavernor (mechanical and pneumatic gavernor). Timing injeksi bahan bakar
diatur oleh Automatic centrifugal timer. Timer mengatur putaran
camshaft.<br />
<br />
<br />
<br />
6. Injection Nozzle<br />
<br />
Injection nozzle terdiri atas nozzle body dan needle. Injection nozzle
berfungsi untuk menyemprotkan dan mengabutkan bahan bakar. Antara nozzle
body dan needle dikerjakan dengan presisi dengan toleransi 1/1000 mm
(1/40 in). Karena itu, kedua komponen itu dalam proses penggantiannya
harus secara bersama-sama.<br />
<br />
Cara kerjanya sebagai berikut.<br />
<br />
Sebelum Penginjeksian<br />
<br />
Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui
saluran minyak (oil passage) pada nozzle holder menuju ke oil pool pada
bagian bawah nozzle body.<br />
<br />
Penginjeksian Bahan Bakar<br />
<br />
Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan menekan permukaan
ujung needle. Bila tekanan ini melebihi kekuatan pegas, maka nozzle
needle akan terdorong ke atas dan menyebabkan nozzle menyemprotkan bahan
bakar.<br />
<br />
Akhir Penginjeksian<br />
<br />
Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, tekanan bahan
bakar turun, dan pressure spring mengembalikan nozzle needle ke posisi
semula (menutup saluran bahan bakar). Sebagian bahan bakar yang tersisa
antara nozzle needle dan nozzle body, melumasi semua komponen dan
kembali ke over flow pipe.<br />
<br />
<br />
<br />
7. Busi Pemanas<br />
<br />
Bila mesin diesel dihidupkan dalam keadaan dingin, ruang bakarnya masih
dalam keadaan dingin dan tekanan udara kadang-kadang panasnya kurang
untuk membakar bahan bakar sehingga mesin sukar dihidupkan. Problem ini
sering terjadi pada mesin-mesin diesel yang dilengkapi dengan ruang
tambahan (auxiliary chamber), hal ini disebabkab luas areal ruang bakar
yang besar. Dengan alasan ini, diperlukan busi pijar pada ruang bakar
mesin diesel tipe ruang tambahan. Arus listrik dialirkan ke busi pijar
sebelum dan selama mesin dihidupkan untuk memanaskan ruang bakar, dengan
demikian dapat diatur temperatur udara yang dikompresikan pada tingkat
yang cukup tinggi. Sebagian besar sistem injeksi langsung tidak
mempunyai busi pijar, disebabkan mempunyai luas permukaan yang kecil dan
sedikit sekali panas yang hilang.<br />
Di areal yang dingin,
temperatur udara luar kadang-kadang sangat rendah dan mesin sukar
dihidupkan. Dengan alasan ini, pada beberapa mesin diesel dilengkapi
dengan intake air heater yang berfungsi untuk menaikkan temperatur udara
masuk.Dzuelkiefly riwariiwiihttp://www.blogger.com/profile/06274230262025821993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2908765642871396660.post-67437066802903406502012-10-05T20:03:00.002-07:002012-10-05T20:03:45.952-07:00sistem pendingin<h1 class="firstHeading" id="firstHeading">
<span dir="auto">Sistem pendinginan</span></h1>
<b>Sistem pendinginan</b>
dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga
supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Mesin pembakaran dalam
(maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk menghasilkan energi dan
dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga gerak. Mesin bukan
instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil pembakaran tidak
semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang melalui saluran
pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar ruang bakar.
Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi panas
hasil pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis,
dengan hanya sebagian kecil panas yang terbuang. Mesin selalu
dikembangkan untuk mencapai efisiensi tertinggi, tetapi juga
mempertimbangkan faktor ekonomis, daya tahan, keselamatan serta ramah
lingkungan.<br />
Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin
mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi.
Temperatur sangat tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak
ekonomis, sebagian besar mesin juga berada di lingkungan yang tidak
terlalu jauh dengan manusia sehingga menurunkan faktor keamanan.
Temperatur yang sangat rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam
proses kerja mesin. Sistem pendinginan digunakan agar temperatur mesin
terjaga pada batas temperatur kerja yang ideal.<br />
Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung dilepaskan ke udara disebut pendinginan udara <i>(air cooling)</i>, tipe menggunakan fluida sebagai perantara disebut pendinginan air.<br />
<table class="toc" id="toc">
<tbody>
<tr>
<td><div id="toctitle">
<h2>
Daftar isi</h2>
</div>
<ul>
<li class="toclevel-1 tocsection-1"><a href="http://www.blogger.com/wiki/Sistem_pendinginan#Pendinginan_udara"><span class="tocnumber">1</span> <span class="toctext">Pendinginan udara</span></a>
<ul>
<li class="toclevel-2 tocsection-2"><a href="http://www.blogger.com/wiki/Sistem_pendinginan#Komponen_utama"><span class="tocnumber">1.1</span> <span class="toctext">Komponen utama</span></a></li>
</ul>
</li>
<li class="toclevel-1 tocsection-3"><a href="http://www.blogger.com/wiki/Sistem_pendinginan#Pendingin_lain"><span class="tocnumber">2</span> <span class="toctext">Pendingin lain</span></a></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-4"><a href="http://www.blogger.com/wiki/Sistem_pendinginan#Lihat_pula"><span class="tocnumber">3</span> <span class="toctext">Lihat pula</span></a></li>
</ul>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pendinginan_udara">Pendinginan udara</span></h2>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 252px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Newjug1.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="232" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/Newjug1.jpg/250px-Newjug1.jpg" width="250" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Newjug1.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.20wmf9/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Silinder mesin dengan sirip pendingin</div>
</div>
</div>
Dalam sistem ini, panas mesin langsung dilepaskan ke udara. Mesin
dengan sistem pendinginan udara mempunyai desain pada silinder mesin
terdapat sirip pendingin. Sirip pendingin ini untuk memperluas bidang
singgung antara mesin dengan udara sehingga pelepasan panas bisa
berlangsung lebih cepat. Sebagian dilengkapi dengan kipas (kipas
eletkris atau mekanis) untuk mengalirkan udara melalui sirip pendingin,
sebagian yang lain tanpa menggunakan kipas.<br />
<pre> Kelebihan
</pre>
Tipe ini memiliki kelebihan :<br />
<ul>
<li>Desain mesin lebih ringkas.</li>
<li>Berat mesin secara keseluruhan lebih ringan dibandingkan tipe pendinginan air.</li>
<li>Mudah perawatannya.</li>
</ul>
Tipe ini memiliki kekurangan, harus ada penyesuaian untuk digunakan
di daerah dingin atau panas terutama mesin berkapasitas besar.<br />
Tipe ini banyak diaplikasikan pada mesin pesawat, sebagian besar
sepeda motor, mobil tipe lama dan sebagian kecil mobil tipe terbaru.
Hampir semua mesin dengan kapasitas kecil menggunakan tipe ini, seperti
mesin pemotong rumput, mesin genset dibawah 10 Kva, mesin pemotong kayu
(chain saw) dan sebagainya.<br />
<pre> Pendinginan air
</pre>
Sistem ini menggunakan media air sebagai perantara untuk melepaskan panas ke udara.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Komponen_utama">Komponen utama</span></h3>
Komponen utama dalam sistem ini adalah :<br />
<ol>
<li>radiator, berfungsi untuk melepaskan panas.</li>
<li>Saluran berupa pipa (tube) atau selang karet (hose).</li>
<li>pompa, berfungsi untuk sirkulasi air dalam sistem.</li>
<li>thermostat, berfungsi untuk menutup atau membuka jalur sirkulasi.</li>
<li>Kipas, berfungsi untuk membantu pelepasan panas pada radiator.</li>
</ol>
Sistem ini sangat umum dipakai pada mobil, sedangkan sepeda motor jarang menggunakan tipe ini.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pendingin_lain">Pendingin lain</span></h2>
Oli mesin dalam bak poros engkol, selain berfungsi untuk pelumas
bagian dalam mesin juga turut serta dalam proses pendinginan mesin.Dzuelkiefly riwariiwiihttp://www.blogger.com/profile/06274230262025821993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2908765642871396660.post-82573022288036858272012-10-05T20:02:00.002-07:002012-10-05T20:02:13.475-07:00Sistem kopling<h2 class="posttitle" id="post-13">
SISTEM KOPLING DAN CARA KERJANYA</h2>
<b> SISTEM KOPLING DAN CARA KERJANYA</b><br />
<b> </b><br />
<b>s</b><b>istem kopling yang akan kita bicarakan disini adalah sistem kopling manual yang selanjutnya kita sebut dengan kopling saja.</b><b> </b><br />
<b>Berikut ini ditampilkan gambar komponen penting pendukung
kopling, secara urut : Fly wheel atau roda gila, Clutch disc atau plat
kopling, Clutch cover atau dekrup dan Clutch release bearing atau Drek
lahar. </b><br />
<b> </b><br />
<br />
<b>Susunanya di dalam mobil adalah :</b><b> </b>Kopling
atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol
dengna poros roda gigi transmisi. Fungsi kopling adalah untuk
memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi mengubah
tingkat kecepatan sesuai dengan yang diinginkan.<br />
Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik,
begitu pengemudi menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan,
karena saat pedal ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong release
fork dan release fork akan mendorong release bearing. Sehingga release
bearing akan mengangkat mendorong pegas diaprahgma dan preaseure palte,
clutch disc akan terlepas dengan flywheel. Serentak roda gigi akan
terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah yang memungkinkan
terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi. Dewasa ini terdapat
berbagai jenis kopling diantaranya kopling gesek, kopling fluida, koping
sentrifugal, dan kopling magnet. Tetapi yang paling banyak digunakan
oleh kendaraan bermotor adalah jenis koping gesek tipe plat dan kopling
gesek tipe kerucut, dimana untuk kopling tipe plat ini bisa berupa
kopling plat basah dan kopling plat kering. Kopling plat basah adalah
kopling yang plat-platnya direndam dengan minyak pelumas. Kebanyakan
kopling jenis ini digunakan oleh sepeda motor. Sedangkan jenis kopling
plat kering adalah jenis kopling yang plat-platnya tidak direndam oleh
minyak pelumas. Umumnya digunakan pada mobil dan sepeda motor tua buatan
Eropa. kelebihan dari kopling plat basah adalah tidak cepat aus, karena
dilumasi oleh oli. Kekurangannya, hambatan geseknya kurang sehingga
tidak bisa memindahkan tenaga seefektif kopling kering. Apalagi bila di
tambahakan bahan aditif pelicin, kopling bisa slip. Kopling kering
cepat aus karena tidak terkena oli tetapi tenaga pemindahan dari mesin
ke roda gigi lebih baik.<br />
Pada umunya, bagian utama kopling terdiri atas 3 macam, yaitu unit
kopling, tutup kopling, dan unit pembebas. Unit kopling terdiri atas
plat kopling, plat tekan, dan pegas kopling. Tutup kopling diikat oleh
roda gila, sedangkan didalamnya dipasangkan pada roda poros persneling
dan ditempatkan diantara roda gila dan plat tekan. Plat tekan akan
menekan plat kopling terhadap roga gila dengan adanya tekanan dari
pegas-pegas koping. Peranti ini dibuat dari bahan besi tuang dimana
bagian permukaannya dibuat halus dan rata. Sedangkan plat kopling di
buat untuk memberikan gesekan yang besar pada roda gila dan plat tekan
serta ditempatkan diantara keduanya. Pada kedua permukaan plat kopling
ini dipasangkan kampas dan dikeling dengna paku keling, dan biasanya
pada permukaan platnya di beri kepingan logam. Fungsinya adalah untuk
memperkuat dan juga untuk menyalurkan panas. Selain itu, pada bagian
tengah plat kopling terdapat pegas torsi. Pegas torsi berfungsi untuk
mengurangi kejutan-kejutan yang terjadi pada waktu kopling bekerja dan
untuk mencegah kemungkinan pecahnya plat kopling atau kerusakan lainnya
seperti <span style="font-size: x-small;">bengkoknya plat kopling</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><b> </b></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b> </b></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b> </b></span><br />
<b><span style="font-size: small;"><span style="font-size: x-small;">C</span>ara Kerja</span> :</b><b> </b><br />
<h3 style="font-weight: normal;">
<span style="font-size: small;">
Fly wheel atau roda gila meneruskan sekaligus menyimpan energi dari
Crank Saft (kruk as) mesin saat mesin hidup (berputar), Plat kopling
menjadi satu-satunya perantara tenaga mesin dengan Porseneling kita yang
akhirnya tenaga ini akan diteruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup bekerja
sebagai pengatur kapan tenaga mesin di teruskan dan kapan tenaga mesin
tidak diteruskan, hal ini dilakukan oleh kaki kita saat menginjak atau
melepas Sistem Kopling</span></h3>
<h3 style="font-weight: normal;">
<span style="font-size: small;"><br />
Kopling (clutch) terletak di antara motor dan transmisi, dan berfungsi
untuk menghubungkan dan memutuskan putaran motor ke transmisi.<br />
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh kopling adalah :<br />
1). Harus dapat menghubungan putaran motor ke transmisi<br />
dengan lembut.<br />
2).<span style="text-decoration: underline;">Komponen-komponen Kopling</span></span></h3>
<h3 style="font-weight: normal;">
<span style="font-size: small;">
Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan
poros engkol dengna poros roda gigi transmisi. Fungsi kopling adalah
untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi mengubah
tingkat kecepatan sesuai dengan yang diinginkan.</span></h3>
<b> </b><br />
<b>3).fungsi kopling</b><br />
Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik,
begitu pengemudi menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan,
karena saat pedal ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong release
fork dan release fork akan mendorong release bearing. Sehingga release
bearing akan mengangkat mendorong pegas diaprahgma dan preaseure palte,
clutch disc akan terlepas dengan flywheel. Serentak roda gigi akan
terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah yang memungkinkan
terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi. Dewasa ini terdapat
berbagai jenis kopling diantaranya kopling gesek, kopling fluida, koping
sentrifugal, dan kopling magnet. Tetapi yang paling banyak digunakan
oleh kendaraan bermotor adalah jenis koping gesek tipe plat dan kopling
gesek tipe kerucut, dimana untuk kopling tipe plat ini bisa berupa
kopling plat basah dan kopling plat kering. Kopling plat basah adalah
kopling yang plat-platnya direndam dengan minyak pelumas. Kebanyakan
kopling jenis ini digunakan oleh sepeda motor. Sedangkan jenis kopling
plat kering adalah jenis kopling yang plat-platnya tidak direndam oleh
minyak pelumas. Umumnya digunakan pada mobil dan sepeda motor tua buatan
Eropa. kelebihan dari kopling plat basah adalah tidak cepat aus, karena
dilumasi oleh oli. Kekurangannya, hambatan geseknya kurang sehingga
tidak bisa memindahkan tenaga Fungsi kopling adalah sebagai penghubung
dan pemutus tenaga putaran mesin dari poros engkol. Pada umumnya kopling
terletak diantara primer reduksi dan transmisi, atau untuk tipe lain
yang terletak pada poros engkol. Ada dua jenis kopling yang digunakan
pada sepeda motor, yakni:<br />
a. Kopling Otomatis adalah kopling yang bekerja berdasarkan gaya
sentrifugal, yang menghubungkan serta memutuskan tenaga
mesin, tergantung dari putaran mesin itu sendiri. Susunan pemasangan
komponen-komponen pada kopling otomatis akan menempatkan kanvas kopling
dan pelat kopling merenggang,<br />
hal ini berbeda dengan susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling
manual, dimana antara pelat dan kanvas kapling merapat. Pada saat mesin
putaran lambat, kanvas dan pelat kopling masih merenggang sehingga
putaran mesin dari poros engkol belum terhubung menuju transmisi dan
roda belakang.<br />
Pada saat putaran mesin bertambah gaya sentrifugal mulai bekerja pada
pemberat kopling sehingga pemberat bergerak menekan pelat kopling,<br />
hal ini akan menghasilkan merapatnya kanvas dan pelat kopling sehingga
putaran mesin dan poros engkol akan dihubungkan ke transmisi dan akan
dilanjutkan ke roda belakang.<br />
b. Kopling Manual adalah kopling yang bekerja secara manual yang
dilakukan oleh pengendara itu sendiri. Mekanisme kerja kopling adalah
putaran mesin dari poros engkol yang akan diteruskan oleh kopling menuju
transmisi dan ke roda belakang, pada saat kanvas kopling dan pelat
kopling merapat, akan tetapi putaran mcsin dari poros engkol menuju ke
transmisi akan terputus jika kanvas dan pelat kopling merenggang.<br />
Kopling adalah alat yang memenuhi persyaratan.<br />
a. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling).<br />
b. Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi.<br />
c. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara berangsur-angsur secara merata tanpa hentakan.<br />
Bagian-bagian kopling<br />
Kopling terdiri atas dua bagian utama:<br />
a. Rumah kopling (Clutch outer drum) yang ikut bérputar dengan poros engkol digerekkan oleh roda gigi pada ujung poros engkol).<br />
b. Pusat kopling (Clutch center) yang dipasang pada ujung poros utama persneling.<br />
Untuk meneruskan perputaran rumah kopling ke pusat kopling dipakai
susunan pelat-pelat gesek (kanvas kopling) dan pelat-pelat baja yang
saling bersentuhan.<br />
a. Pelat-pelat gesek (friction plates) mengikuti gerak memutar rumah kopling (lidah-lidahnya terkait pada rumah kopling).<br />
b. Pelat—pelat baja mengikuti gerak memutar pusat kopling (lidah-lidahnya terkait pada spie-spie pada pusat kopling).<br />
Agar pelat-pelat gesek dan pelat-pelat berputar bersama-sama sebagai
satu kesatuan maka ditekan bersama oleh pegas-pegas yang kuat. Dengan
mengurangi tekanan pegas arah susunan pelat-pelat gesek atau pelat baja,
maka kopling akan slip, ialah perputaran rumah kopling tidak diteruskan
seluruhnya ke pusat kopling. Bila tekanan pegas atas susunan
pelat-pelat gosok/pelat-pelat baja ditiadakan, maka pusat kopling tidak
digerakkan lagi 0Ieh perputaran rumah kopling. Alat yang mengatur
besarnya tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gesek pelat-pelat baja
adalah pelat pengangkat (lifter plate) yang digerakkan oleh handel
kopling.<br />
Prinsip Kerja Kopling<br />
kopling primer berfungsi untuk melayani start jalan, sedangkan kopling sekunder berfungsi untuk melayani pengoperan gigi.<br />
a. Kopling Primer<br />
Terletak pada poros engkol yang terdiri dari:<br />
(1) Outer clutch berputar bebas pada poros engkol,<br />
(2) Inner clutch berputar mcngikuti putaran poros engkol.<br />
(3) Drive plate (bandul) berupa kanvas yang terletak pada inner club,
yang berfungsi sebagai pcnghubung putaran dari Inner Club ke Outer
Clutch.<br />
(4) Drive gear sebagai penghubung cuter clutch dengan kopling
sekunder Cara kerja kopling primerPada saat mesin berputar stasioner
(lambat), drive plat (bandul)<br />
belum bekerja, sehingga outer clutch praktis belum berfungsi.<br />
baik pada saat memindah gigi perseneling ataupun pada saat start<br />
jalan.<br />
<b>Keterangan:</b><br />
1. Roda gigi penggerak primer<br />
2. Roda gigi yang digerakkan primer<br />
3. Rumah kopling<br />
4. Pelat pendorong<br />
5. Rol pemberat<br />
6. Pelat kopling<br />
7. Bush kopling<br />
8. Penutup<br />
9. Pelat gesek<br />
10. Rol pemberat<br />
11. Poros utama<br />
12. Penahan rol<br />
13. Poros engkol<br />
Secara lengkap dan umum cara kerja kopling dapat dijelaskan<br />
sebagai berikut :<br />
1. Handel kapling ditekan.<br />
2. Tangkai pelepas kopling (clutch release lever) tertarik oleh kabel kopling.<br />
3. Nok pelepas (release cam) pada poros tangkai pelepas kopling mendorong batang pengangkat (lifter rod).<br />
4. Batang pengangkat menekan pengangkat (lifter pin) dan pelat pengangkat (lifter plate).<br />
5. Pelat pengangkat menekan pegas-pegas kopling dan mendorong piringan
penekan (pressure plate) sehingga menjauhi susunan pelat-pelat gesek
kopling.<br />
6. Terjadilah jarak renggang kecil diantara pelat-pelat gesek dan
pelat-pelat baja sehingga perputaran rumah kopling tidak diterusan lagi
ke pusat kopling. Dengan melepaskan handel kopling secara perlahan-lahan
maka gaya tekan pegas sedikit demi sedikit diteruskan kembali pada
susunan pelat-pelat gesek kopling, yang pada akhimya pelat-pelat baja
beserta pusat kopling mulai mengikuti perputaran rumah kopling secara
merata.<br />
Mekanisme kopling terdiri atas:<br />
1. Gigi primer kopling,<br />
2. Rumah kopling<br />
3. Kanvas kopling (pelat gesek),<br />
4· Pelaf kopling.<br />
5. Pegas kepling,<br />
6. Pengikat kopling (baut),<br />
7. Kopling tengah<br />
8. Pelat tutup dan pelat dasar,<br />
9. Klep penjamin, dan<br />
10. Batang penekan.<br />
Kopling Mekanik<br />
Cara kerja kopling mekanik ialah apabila mesin dihidupkan dan
perseneling masuk, sedangkan handel kopling tidak ditarik maka kopling
bekerja menghubungkan putaran mesin sampai ke poros primer persneling,<br />
putaran poros engkol diteruskan oleh roda gigi utama (primer) poros
engkol ke roda gigi utama (primer) kopling, sehingga rumah kopling
dengan kanvasnya ikut berputar. Karena kanvas kopling dijepit oleh pelat
kopling yang mendapat tekanan dan pegas-pegasnya, maka putaran kanvas
diteruskan ke pelat-pelat tersebut, selanjutnya putaran ini diteruskan
ke poros primer persneling.Apabila pada saat mesin hidup dan persnelmg
masuk, handel kopling ditarik maka tali kopling menarik tuas dan tuas
mendorong pen pendorong. Pen pendorong menekan tutup pegas sehingga
pelat dasar mundur, dengan demikian pelat-pelat penjepit kanvas kopling
merenggang, yang berarti pula putaran mesin hanya sampai ke kanvas<br />
kopling saja, hal inilah yang disebut kopling memutus hubungan.<br />
pada saat kendaraan sedang berjalan proses pemindahan gigi adalah<br />
sebagai berikut :<br />
Sewaktu pedal persneling (transmisi) ditekan, handel kopling akan<br />
memutar kam pengangkat (lifter cam), sehingga posisi peluru memiliki<br />
penahan bola yang merapat dengan kam pengangkat serta akan berpindah tempat.<br />
Hal ini akan menyebabkan kam pengangkat terdorong dan<br />
selanjutnya akan mendorong kopling luar (outer cluth), akibat<br />
terdorong outer cluth maka posisi pelat kopling yang sedang ditekan<br />
0leh pemberat bergerak menjauhinya, hal ini akan mengakibatkan pelat<br />
dan kanvas kopling kembali merenggang sehingga pengoperan gigi<br />
dengan mudah dapat dilakukan, karena akibat merenggangnya kanvas<br />
dan pelat kopling, hal ini berarti putaran poros engkol ke transmisi<br />
terputus.<br />
Kopling Otomatis<br />
Kopling otomatis ialah kopling yang cara bekerjanya diatur oleh<br />
tinggi atau rendahnya putaran mesin itu sendiri, seperti halnya dengan<br />
kopling mekanik, maka kopling otomatis juga ada yang berkedudukan<br />
pada poros engkol dan ada juga yang berkedudukan pada poros primer<br />
persneling. Mengenai mekanisme atau peralatan koplingnya tidak<br />
berbeda dengan peralatan yang terdapat pada kopling mekanik, hanya<br />
tidak terdapat perlengkapan handel dan sebagai penggantinya pada<br />
kopling atomatis ini terdapat alat khusus yang bekerja secara otomatis<br />
pula, yakni:<br />
(1) Otomatis kopling, yang terdapat pada kopling tengah, untuk<br />
kopling yang berkedudukan pada pores engkol.<br />
(2) Rol pemberat yang berguna untuk menekan pelat dasar waktu digas.<br />
(3) Pegas kopling yang lemah, berguna pada waktu mesin hidup lambat,koplingnya dapat netral,<br />
(4) Pegas pengembali untuk mengembalikan dengan cepat dari posisi<br />
masuk ke posisi netral, bila mesin hidup dalam putaran tinggi menjadi rendah.<br />
Kopling Ganda<br />
Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan<br />
gaya sentrifugal dan kopling sekunder yang bekerja secara<br />
konvensional atau disebut juga garpu kopling (shift clutch).<br />
Bagian-bagian kopling primer adalah:<br />
(1) Clutch Shoe (sepatu kopling) yang berputur mengikuti poros engkol.<br />
(2) Clutch Drum (rumah kopling) yang berhubungan dengan kopling konvensianal.<br />
Mekanisme kerja kopling ganda, yaitu:<br />
Pada saat poros engkol putaran rendah (mesin putaran lambat),<br />
clutch shoe (sepatu kopling) belum mengembang, karena masih tertahan<br />
oleh pegas, dengan demikian clutch drum (silinder kopling)-pun belum<br />
berputar, pada saat putaran mesin mulai meninggi maka sepatu kopling<br />
mulai mengembang karena adanya gaya snritrifugal. Dengan mengembangnya
sepatu kopling maka silinder kopling akan ditekan (seperti proses rem
tromol) dan berputar. Selanjutnya akan meneruskan putarannya ke kopling
sekunder dan kopling sekunder akan melakukan prosesnya Seperti halnya
kopling kanvensional yang telah dijelaskan,<br />
kopling ganda digunakan pada sepeda motor Honda dengan tujuan untuk<br />
mengatasi hentakan pada saat sepeda motor masuk gigi satu pada awal start.dapat memindahkan tenaga motor ke transmisi tanpa<br />
slip.<br />
3). Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.Dzuelkiefly riwariiwiihttp://www.blogger.com/profile/06274230262025821993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2908765642871396660.post-7427919943614569162012-10-05T20:01:00.003-07:002012-10-05T20:01:25.224-07:00Sistem pengapian<b>SISTEM PENGAAPIAN sepeda motor</b><br />
<b><a href="http://korekmesin.files.wordpress.com/2010/12/sistem-pengaapian-sepeda-motor.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-52" src="http://korekmesin.files.wordpress.com/2010/12/sistem-pengaapian-sepeda-motor.jpg?w=600" title="SISTEM PENGAAPIAN sepeda motor" /></a> </b><br />
<br />
<b><br /></b>
<br />
a. Pendahuluan<br />
1. Persyaratan Dasar (contoh motor bensin)<br />
Persyaratan dasar a<br />
gar motor dapat menyala adalah:<br />
• Bahan bakar yang dikabutkan / diuapkan.<br />
• Temperatur campuran bahan bakar &amp; udara yang cukup tinggi.<br />
• Penyalaan pada saat yang tepat.<br />
2. Macam-macam sistem pengapian<br />
Cara penyalaan bahan bakar pada motor bakar digolongkan menjadi dua jenis:<br />
a. Penyalaan sendiri<br />
• Akibat pemampatan dengan tekanan tinggi, temperatur udara mencapai 700ºC sampai 900ºC.<br />
• Bahan bakar yang dimasukan terbakar dengan sendirinya.<br />
• Penggunaan pada motor disel.<br />
b. Penyalaan dengan sistem pengapian bunga api listrik<br />
• Pada saat akhir langkah kompresi, campuran bahaan bakar &amp; udara dibakar dengan loncatan bunga api lisrtik.<br />
• Penggunaan pada motor otto / bensin.<br />
3. Sistem pengapian pada sepeda motor<br />
Sistem pengapian pada sepeda motor ada dua macam:<br />
a. Sistem pengapian baterai<br />
b. Sistem pengapian magnet<br />
Uraian<br />
a. Sistem pengapian baterai<br />
Sistem pengapian baterai adalah pengapian yang menggunakan baterai sebagaai sumber arus.<br />
1. Prinsip kerja dasar<br />
Tegangan baterai 12V ditransformasikan menjadi tegangan tinggi 5kV –
25kV, kemudian dialirkan ke busi secara bergiliran yang diatur oleh
rotor sesuai urutan pengapian (firing order)<br />
2. Sifat-sifat:<br />
• Daya pengapian baik pada putaran rendah.<br />
• Saat pengapian ditentukan oleh putaran mesin dan beban mesin.<br />
• Saat pengapian dapat diatur secara mekanis menggunakan kontak pemutus atau secara elektronis.<br />
b. Sistem pengapian magnet<br />
Sistem pengapian baterai adalah pengapian yang menggunakan generator sebagaai sumber arus.<br />
1. Prinsip kerja dasar<br />
Pengapian magnet merupakan gabungan dari generator dan sistem pengapian.<br />
2. Sifat-sifat<br />
• Sumber tegangan dari generator, sehingga motor dapat hidup tanpa baterai.<br />
• Daya pengapian baik pada putaran tinggi.<br />
• Putaran start harus lebih besar dari 200rpm.<br />
• Sering digunakan pada motor kecil seperti sepeda motor.<br />
4. Dasar transformasi tegangan (prinsip induksi magnetis)<br />
a. Medan magnet<br />
Jika medan magnet digerak-gerakkan di dekat kumparan, maka:<br />
• Terjadi perubahan medan magnet.<br />
• Timbul tegangan lisrtik (tegangan induksi).<br />
b. Transformator<br />
Jika pada sambungan primer transformator dihubungkan dengan arus bolak-balik maka:<br />
• Ada perubahan arus listrik.<br />
• Terjadi perubahan medan magnet.<br />
• Terjadi tegangan induksi.<br />
c. Perbandingan tegangan<br />
Perbandingan tegangan sebanding dengan perbandingan jumlaah lilitan.<br />
• Jika jumlah lilitan sedikit, maka tegangan induksi kecil.<br />
• Jika jumlah lilitan banyak, maka tegangan induksi besar.<br />
d. Transformasi dengan arus searah<br />
Transformator tidak dapat berfungsi dengan arus searah karena:<br />
• Arus tetap.<br />
• Tidak terjadi perubahan medan magnet.<br />
• Tidak ada induksi.<br />
Untuk mengatasinya, harus diberi saklar pada sambungan primer. Jika saklar dibuka/tutup (on/off), maka:<br />
• Arus primer terputus-putus.<br />
• Ada perubahan medan magnet.<br />
• Terjadi induksi.<br />
5. Sifat-sifat induksi diri<br />
• Tegangan bisa melebihi tegangan sumber arus, pada sistem pengapian tegangannya ≈300 – 400V.<br />
• Induksi diri adalah penyebab timbulnya bunga api pada kontak pemutus.<br />
• Arah tegangan induksi diri selalu menghambat arus primer.<br />
6. Bagian-bagian sistem pengapian<br />
• Baterai sebagai sumber arus listrik.<br />
• Kunci kontak untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari baterai ke sirkuit.<br />
• Koil untuk mentransformasikan tegangan baterai 12V menjadi tegangan tinggi (5.000 – 25.000V).<br />
• Kontak pemutus untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer agar
terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem pengapian.<br />
• Kondensator kegunaan:<br />
1. Mencegah loncatan bunga api di antara celah kontak pemutus pada saat kontak pemutus mulai membuka.<br />
2. mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi.<br />
• Generator pembangkit sebagai penghasil / sumber tegangan AC.<br />
• Busi untuk meloncatkan bunga api listrik di antara kedua elektroda
busi di dalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai.<br />
b. Macam-macam sistem pengapian<br />
1. Pengapian baterai<br />
Prinsip terbentuknya bunga api listrik (spark) alat penyala batere:<br />
1. Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina
(breaker points) tertutup, maka arus listrik akan mengalir dari batere
menuju ke koil yang di dalamnya terdapat kumparan primer, kumparan
sekunder, dan inti besi lunak, sehingga terjadi medan magnet<br />
2. Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan
berputar dari nok (cam) maka medan magnet akan hilang dan timbul arus
induksi pada kumparan sekunder yang mampu menghasilkan tegangan hingga ±
5.000 – 25.000V sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark)
pada busi<br />
3. Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark,
termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus
induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina<br />
2. Sistem pengapian magnet<br />
Prinsip terbentuknya bunga api listrik alat penyala magnet:<br />
1. Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina
(breaker points) tertutup, maka pada saat jangkar bersama-sama kumparan
primer berputar atau magnet berputar, akan terjadi medan magnet pada
koil.<br />
2. Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan
berputar dari nok (cam) maka medan magnet akan hilang dan timbul arus
induksi pada kumparan sekunder yang mampu menghasilkan tegangan hingga
±5.000 – 25.000Volt sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik
(spark) pada busi.<br />
3. Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark,
termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus
induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina.<br />
3. Pengapian CDI (Magneto Capasitet Discharge Ignition)<br />
Prinsip kerja CDI<br />
• Tegangan yang dibangkitkan oleh kumparan pembangkit tenaga primer
diserahkan oleh diode penyearah dan disimpan dalam kapasitor.<br />
• Sewaktu kumparan pulser membangkitkan tegangan yang mengalir ke transistor lewat diode akan membuka transistor.<br />
• Transistor membuka, maka dengan cepat arus mengalir dari kapasitor ke kumparan primer.<br />
• Dengan cepat pula medan magnet dibangkitkan dan tegangan tinggi dibangkitkan pada kumparan sekunder.<br />
Keuntungan<br />
Efisiensi pengapian / daya pengapian lebih besar di bandingkan dengan menggunakan kontak pemutus<br />
Kerugian<br />
Hanya cocok untuk motor bervolume silinder kecil karena sifat dari kapasitor membuang muatan dengan cepat.<br />
a. Pengapian CDI – DC<br />
Cara kerja<br />
• Arus dari baterai masuk ke trasformer kemudian diputus-putus oleh swich circuit untuk memperbesar tegangan dari baterai.<br />
• Tegangan tinggi dari transformer di searahkan oleh diode, kemudian
masuk ke SCR sehingga SCR menjadi aktif (on), dan juga disimpan dalam
kapasitor.<br />
• Arus dari kapasitor juga mengalir ke primer koil kemudian ke massa sehingga timbul medan magnet pada inti koil.<br />
• Ketika pick-up melewati pulser, pulser mengeluarkan tegangan dan masuk
ke Ignition Timing Control Circuit yang menentukan saat pengapian
dengan mengirim pulsa (arus) ke SCR.<br />
• Kemudian gate SCR membuka sehingga membuang muatan ke massa.<br />
• Terjadi perubahan medan magnet pada koil sehingga menghasilkan induksi
tegangan tinggi pada kumparan sekunder yang menghasilkan loncatan bunga
api listrik pada busi.<br />
b. Pengapian CDI – AC<br />
Cara kerja<br />
• magnet berputar sehingga exciter coil (spoil) mengeluarkan arus AC 100-400 V.<br />
• Arus AC dirubah menjadi arus DC oleh diode kemudian di simpan dalam
kapasitor lalu ke primer koil, ke massa sehingga timbul medan magnet
pada inti koil.<br />
• Arus DC dari diode juga masuk ke SCR, sehingga SCR menjadi aktif.<br />
• Kemudian pulser membangkitkan tegangan dan masuk ke trigger yang
menentukan saat pengapian dengan mengirim pulsa (arus) ke SCR.<br />
• Gate SCR terbuka sehingga kapasitor membuang muatannya ke massa.<br />
• Terjadi perubahan medan magnet pada koil sehingga menghasilkan induksi
tegangan tinggi pada kumparan sekunder yang menghasilkan loncatan bunga
api listrik pada busi.Dzuelkiefly riwariiwiihttp://www.blogger.com/profile/06274230262025821993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2908765642871396660.post-86432817682373840902012-10-05T20:00:00.002-07:002012-10-05T20:00:35.326-07:00sistem starter<b><span style="font-size: x-large;">SISTEM STARTER</span></b><br />
<br />
<br />
<div align="justify">
Pada beberapa sepeda motor telah dilengkapi pengaman
(safety) bagi si pengendaranya, yaitu sistem starter tidak akan hidup
jika tidak sesuai kondisi atau syarat yang telah ditetapkan. Misalnya,
sistem starter tidak akan hidup jika rem depan atau rem belakang tidak
ditekan. Sistem ini biasanya ditemukan pada sepeda motor jenis scooter
(misalnya Yamaha Nouvo) yang menggunakan transmisi otomatis. Contoh
pengaman lainnya adalah sistem starter tidak akan hidup jika gigi
transmisi masuk (tidak posisi netral) atau kopling tidak
ditarik/ditekan. <br />
Ada juga sepeda motor yang akan memutuskan aliran
arus pada sistem pengapian jika sidestand (standar samping) masih
kondisi digunakan/diturunkan, sementara sepeda motor tersebut akan
dijalankan oleh pengendaranya. Rangkaian sistem starter terhubung dengan
posisi sidestand dan rangkaian posisi gigi dan unit CDI pengapian.</div>
<div align="justify">
a. Sistem Pengaman pada Scooter <br />
Sistem pengaman
pada scooter dirancang untuk mencegah scooter jalan sendiri bila
pengendara memutar gas saat akan menghidupkan (men-start) mesin. Dengan
sistem pengaman ini, sistem starter hanya bisa dihidupkan jika
pengendara menekan rem depan dan/atau rem belakang. Gambar 3.34 di bawah
ini memperlihatkan rangkaian sistem starter pada scooter yang
dilengkapi dengan pengaman.</div>
<div class="wlWriterEditableSmartContent" id="scid:51CF81A4-8F44-4a2c-8837-198C090B9994:1697174f-15c3-4eac-afab-114b1e370be2" style="display: inline; float: none; margin: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<img height="175" src="http://lh3.ggpht.com/-g5bk2oAHMXE/T7uFVpAp96I/AAAAAAAAAcs/vkae63iyvTQ/s400/skema%252520pengaman%252520stater.jpg" style="border-bottom: 2px; border-left: 2px; border-right: 2px; border-top: 2px;" width="400" /></div>
<div align="justify">
Akibat adanya aliran arus pada kumparan relay
starter, maka dalam relay starter akan timbul kemagnetan yang akan
menarik plat kontaknya. Selanjutnya arus yang besar langsung mengalir
dari baterai menuju motor starter dan motor starter berputar. <br />
<b>b. Sistem Pengaman Sepeda Motor (selain Scooter)</b> <br />
Rangkaian
sistem pengaman pada gambar di bawah ini dirancang untuk mencegah
sepeda motor jalan sendiri saat pengendara secara tidak sengaja/tidak
tahu menekan starter switch sementara posisi kopling tidak
ditekan/ditarik atau posisi gigi transimisi sedang tidak dalam kondisi
netral.</div>
<div class="wlWriterEditableSmartContent" id="scid:51CF81A4-8F44-4a2c-8837-198C090B9994:9d849630-5499-4e9b-b083-1ea67ba0f0eb" style="display: inline; float: none; margin: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<img height="234" src="http://lh4.ggpht.com/-K4Aq5sJhKfg/T7uGcAI8PMI/AAAAAAAAAc0/LdjpqjlhOXA/s400/skema%252520pengaman%252520stater2.jpg" style="border-bottom: 2px; border-left: 2px; border-right: 2px; border-top: 2px;" width="400" /></div>
<b>Cara kerja Sistem Starter yang Menggunakan Sistem </b>Dzuelkiefly riwariiwiihttp://www.blogger.com/profile/06274230262025821993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2908765642871396660.post-22286167603510663142012-10-05T19:59:00.001-07:002012-10-05T19:59:17.717-07:00Sistem pelumasan<br />
<span style="font-size: x-large;">Pompa Oli untuk sistem pelumasan mesin </span><br />
<span style="font-size: x-large;">4 tak</span><br />
<span style="font-size: x-large;"> </span>
<br />
<div align="justify">
Pompa oli pada sepeda motor berfungsi untuk
menyemprotkan oli agar bercampur dengan gas baru dan masuk ke dalam
ruang bakar. Jumlah oli yang disemprotkan ke dalam ruang bakar tersebut
harus sesuai dengan ketentuan. Oli yang disemprotkan tidak boleh terlalu
banyak tetapi juga tidak boleh kurang. Jika oli yang disemprotkan
terlalu banyak mengakibatkan ruang bakar menjadi cepat kotor oleh
kerak/arang karbon dan polusi yang ditimbulkan oleh asap gas buang. Jika
oli yang disemprotkan kurang maka akan mengakibatkan motor menjadi
cepat panas. Hal ini akan memungkinkan piston macet di dalam
silindernya.</div>
<div align="justify">
Untuk mendapatkan penyemprotan yang sesuai pompa oli
harus disetel. Karena jenis dan macam pompa oli cukup banyak maka cara
penyetelannya juga berbeda-beda. <br />
Berikut ini beberapa tipe pompa oli yang sering digunakan: <br />
1. Pompa oli tipe plunger <br />
Pompa oli tipe plunger sering ditemukan digunakan pada mesin kuno dengan pelumasan sistem kering. <br />
2. Pompa oli tipe gear <br />
Oleh putaran 2 gigi didalam rumah pompa, oli ditarik kedalam melalui lubang pemasukan dan keluar melalui lubang pengeluaran. <br />
3. Pompa oli tipe trochoid <br />
Disini
dua rotor berputar pada kecepatan yang berbeda, sehingga menyebabkan
perbedaan volume diantara dua rotor tersebut, karena adanya perbedaan
volume tadi menyebabkan oli mengalir keluar dan kedalam.</div>
<div align="justify">
<b><i>Penyetelan pompa oli</i></b> <br />
Amati tanda penyetelan pompa oli. Tanda penyetelan tersebut <br />
biasanya adalah sebagai berikut: <br />
•
Pada waktu gas tangan diputar penuh maka tanda pada tuas pompa dan
tanda pada rumah pompa segaris. Jika tanda tersebut tidak segaris maka
perlu penyetelan pada kabel pompa. <br />
• Pada sepeda motor Kawasaki
penyetelan pompa oli dilakukan setelah mesin mencapai suhu kerja.
Setelah mesin hidup pada putaran stasioner gas tangan diputar sampai
putaran mesin mulai bertambah. Pada posisi ini tanda dari pompa oli
harus segaris. <br />
• Pada sepeda motor Yamaha bebek lama penyetelan
dilakukan dengan mengendorkan mur pengunci kemudian baut penyetel
diputar hingga tanda yang terdapat pada puli lurus dengan baut yang
terdapat pada plat penyetel. Penyetelan dilakukan dalam keadaan katup
gas menutup. <br />
• Pada salah satu sepeda motor jenis bebek yang baru
penyetelan dilakukan dengan mengendurkan mur pengunci kemudian mur
penyetel diputar sehingga tanda pada puli penyetel sejajar di
tengah-tengah mur pilip atau terletak pada jarak 1 mm dari mur tengah.
Kemudian mur pengunci dikeraskan.</div>
Dzuelkiefly riwariiwiihttp://www.blogger.com/profile/06274230262025821993noreply@blogger.com0